Si bunga tiada peneduh,
untuk berteduh dari cahaya,
cahaya yang membahang,
& titis hujan yang menimpa.
Si bunga tiada daya,
untuk kekal bertahan tatkala layu,
terus terkulai menunggu masa,
masa yang terkadang ada cepat dan lambatnya.
Si bunga terus mekar,
walau banyak madunya sudah tiada,
dikuatkan nadinya untuk terus bernyawa,
biar tampak cantik lagi mempesona.
Si bunga kadangnya terleka,
dek cantiknya warna-warna yang menghiasinya,
hingga lupa akan kudratnya,
yang hidupnya hanya sementara.
Si bunga pasti letih,
menahan tegaknya untuk terus berdiri,
menahan cantiknya agar terus dipuja,
menahan layunya biar mekar sentiasa.
Si bunga pasti mati,
Bila mekarnya tiada erti,
hanya dipetik & dicampak ke tepi,
pasti si bunga tertanya,
Bukankah aku juga perlu dihargai ?
Kasihan kau Si BUNGA.
Menanti ada yang mengasihani,
menyiram kau bagaikan puteri,
menjaga kau sehingga layu nanti,
Akhirnya, kau hanya tinggal sendiri.
Melainkan si KUMBANG datang membawa kau pergi.